Dari Posko ke Posko

Kamis, 25 Maret 2010

CikarangNews6 - Bencana. Pengungsi. Sumbangan. Posko. Bendera Partai.
Lima hal ini selalu ada dalam setiap musibah alam yang terjadi di negeri ini. Setiap ada bencana alam, pengungsi bertebaran di beberapa tenda, masjid, sekolah, dan lain-lain yang posisinya masih aman. Lalu sumbanganpun dibutuhkan. Kemudian sumbanganpun berdatangan sebagai wujud simpati atas musibah yang menimpa.

Demikian juga yang terjadi di Desa Labansari dan Desa Bojongsari, yang sedang mengalami banjir karena luapan Sungai Citarum sejak Sabtu 20/3 yang lalu. Banyaknya pengungsi, maka mendorong dibentuknya posko-posko. Posko tujuannya untuk menampung para korban banjir. Posko juga menerima sumbangan para donatur. Posko didirikan oleh warga, tokoh masyarakat, dan instansi pemerintah.

Selain posko buatan pemerintah, ada pula posko partai-partai politik. Bahkan bisa jadi posko parpol telah lebih dulu berdiri daripada posko pemerintah. Meskipun dananya pas-pasan. Inilah yang diamati oleh CikarangNews6 ketika malam ini (25/3/10) meninjau lokasi banjir di Labansari dan Bojongsari.

Paling tidak ada 3 partai politik yang mendirikan posko di sini. Kalau Anda masuk ke lokasi dari jalan provinsi Cikarang-Karawang, pertama Anda akan melihat rumah di kiri jalan dengan bendera besar berwarna merah dengan lambang banteng gemuk bermoncong putih. Itulah posko banjir milik PDIP. CikarangNews6 melalui posko ini jam 18.00. Tapi sayang tidak tampak kegiatan berarti di posko ini. Sehingga CikarangNews6 meneruskan perjalanan.

Beberapa puluh meter maju mendekati lokasi, di kanan jalan ada truk wing box 40 feet yang berbendera matahari biru. Milik siapa lagi kalau bukan milik PAN. Tanpa banyak tulisan dan spanduk, CikarangNews6 menduga ini juga posko banjir. Sama, tidak tampak kegiatan di sini. Mungkin karena sudah hampir maghrib, jadi sudah tidak ada kegiatan. CikarangNews6 berharap tadi siang mereka cukup ramai membantu para korban banjir.

Kalau kita bergerak maju lagi ke arah jembatan pasar Bojongsari, tampak satu lagi bendera partai berkibar. Gambarnya bulan sabit kembar mengapit seuntai padi. Ya, ini pasti posko banjir milik PKS, partai yang selama ini memang paling rajin dan cepat membangun posko begitu ada bencana alam. Dengan penerangan yang baik, CikarangNews6 melihat ada peralatan masak di dalamnya. Ada juga beberapa tumpuk dus kornet kalengan, air dalam-kemasan, mie dan ratusan nasi bungkus yang siap dibagikan.

Untuk membuat posko banjir seperti ini memang tidak mudah, apalagi murah. Dari keterangan yang diperoleh, posko banjir PKS membutuhkan dana sekitar 3 juta per hari. Uang ini bisa dipakai untuk menyediakan 700-800 nasi bungkus, jumlah yang masih belum memadai untuk seluruh korban banjir di Labansari dan Bojongsari ini. Karena itu setelah dua hari berdiri, posko ini dikhawatirkan besok (25/3/10) akan tutup dulu, karena ketiadaan dana. Kecuali bila ada dermawan yang mau menitipkan uangnya ke posko ini. Ya, memang selama ini posko mengelola dana para dermawan yang terketuk hatinya membantu saudara-saudaranya yang sedang ditimpa musibah.

Selama CikarangNews6 mengamati posko ini, ada berberapa pihak yang menitipkan nasi bungkus di posko ini untuk didistribusikan. CikarangNews6 menghitung paling tidak ada 600 nasi bungkus. Alhamdulillah, ini bisa menjadi santapan makan malam para korban banjir.

"Posko sangat mengharapkan bantuan dana, lauk pauk, nasi bungkus dan lain-lain dari para dermawan, agar bisa terus mengoperasikan dapur umum ini." demikian harapan petugas piket di Posko PKS ini.

CikarangNews6 berharap agar lebih banyak posko berdiri dan berfungsi dengan baik sehingga bermanfaat bagi kemaslahatan para korban banjir. Semoga.

2 comments:

Anonim mengatakan...

Semoga Allah membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda pak.

keep your spirit.

Imam Hambali mengatakan...

Assalamu'alaykum
Alhamdulillah semua komponen termasuk partai2 politik juga ikut membantu korban banjir. Ayo bersama sama saling berkordinasi untuk lebih meringankan beban para korban banjir.

wasalamu'alaykum wr wb
Imam Hambali”

Posting Komentar