CikarangNews6: Selasa pagi, 7 Desember 2010 yang bertepatan dengan 1 Muharram 1432H, suasana Masjid Jami’ Darussalam yang berlokasi di Jl. Kedasih IV – Cikarang Baru, Kab. Bekasi sungguh sangat semarak. Salah satu masjid kebanggaan kaum muslimin Cikarang Baru ini siap menampung para jamaah yang akan melakukan dzikir dengan pembacaan istighatsah, tahlil dan maulidurrasul.
Tepat jam 08.30 acara dimulai langsung dengan pembacaan istighatsah yang dipimpin oleh Al Mukarom KH. Abdullah, Imam Khususi Thariqah Qadiriyah Wan Naqsyabandiyah Al Utsmaniyah wilayah DKI – Jabar.
Kiai sepuh yang sangat bersahaja ini memimpin jalannya istighatsah dengan suara yang sangat merdu sehingga menambah kekhusyu’an para jama’ah dalam membaca do’a – do’a istighatsah yang ditutup dengan pembacaan Surat Yasin.
Setelah rangkaian pembacaan do’a istighatsah, dilanjutkan dengan pembacaan Maulidurrasul yang disampaikan oleh para santri Pondok Pesantren Al Khidmah – Surabaya, dengan suara yang sangat indah.
Pada saat tiba Mahallul Qiyam, para jama’ah pun berdiri untuk membacakan shalawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, meresapi dan merasakan seakan – akan Kanjeng Nabi hadir di tengah – tengah mereka.
Warga Nahdliyyin sudah akrab dengan istilah mahallul qiyam, saatnya berdiri, yakni saat dibacakan shalawat: “Wahai Nabi salam kepadamu, Wahai Rasul salam kepadamu..”
Berdiri untuk menghormati sesuatu sesunguhnya sudah menjadi tradisi kita. Bahkan tidak jarang, orang berdiri untuk menghormati benda mati. Misalnya, setiap kali upacara bendera dilaksanakan pada hari Senin, setiap tanggal 17 Agustus, maupun pada waktu yang lain ketika bendera bendera merah putih dinaikkan dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan maka seluruh peserta upacara diharuskan berdiri. Tujuannya tidak lain hanya untuk menghormati bendera Merah Putih dan untuk menghormati para pejuang bangsa.
Demikian pula dengan berdiri ketika membaca shalawat. Itu adalah salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai hamba Allah yang paling mulia. Nabi Muhammad SAW bersabda,
Dari Abi Said Al-Khudri, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda kepda para sahabat Ansor,” Berdirilah kalian untuk tuan kalian atau orang yang paling baik di antara kalian.” (HR Muslim)
Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki menyatakan bahwa Imam Al-Barzanji di dalam kitab Maulid-nya yang berbentuk prosa menyatakan, ”Sebagian para imam hadits yang mulia itu menganggap baik (istihsan) berdiri ketika disebutkan sejarah Nabi Muhammad SAW. Betapa beruntungnya orang yang mengagungkan Nabi dan menjadikan hal itu sebagai puncak tujuan hidupnya. (Al-Bayan wat Ta’rif fi Dzikral Maulid an-Nabawi, hal 29-30).
Rangkaian dzikir dan do’a, diakhiri dengan pembacaan do’a oleh KH. Abdul Hakam Al Madurriyyin.
Selepas pembacaan do’a yang panjang dan diamini oleh seluruh jama’ah, acara ditutup dengan tausiah Muharram oleh Habib Ja’far Al Hadi, S.Ag., dari Lemah Abang Cikarang dan sholat dzuhur berjamaah. Sebelum meninggalkan masjid, jama’ah makan siang bersama sekaligus ramah tamah dengan menu nasi kebuli yang telah disediakan oleh panitia.
Wallahul muwaffiq ila aqwaamith thaariq. (ananto)